no fucking license

Cari Blog Ini

Kurma untuk Palestina
Borong petani kurma Palestina, untuk dibagikan kepada para pengungsi Palestina yang membutuhkan
Bookmark
📢 News :

Aplikasi Wuku Jawa Online


Pengertian Wuku

“Pekan” dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah WUKU. Dalam satu wuku terdapat tujuh hari yang dimulai dari Minggu hingga Sabtu.

Kamu bingung bagaimana mencari wuku jawa? atau ingin mencari wuku dari hari kelahiranmu?

Tenang saja pada kesempatan kali ini kami menyediakan Aplikasi untuk mencari Wuku secara Online, Kalian cukup memilih tanggal, bulan dan tahun.

Aplikasi Wuku Online



Bagaimana aplikasi wuku onlinenya, mudah kan? Untuk versi kalender jawa lengkap dengan wuku , neptu bisa kamu lihat atau klik ini Kalender Jawa Online Terlengkap Disertai Dengan Detail Weton, Wuku, Neptu dan Tahun Jawa

Wuku menurut keterangan dari wikipedia adalah bagian dari suatu siklus dalam penanggalan Jawa dan Bali yang berumur tujuh hari (satu pekan). Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri.

Wuku adalah bagian dari suatu siklus dalam penanggalan Jawa dan Bali yang berumur tujuh hari (satu pekan). Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri. Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) masih digunakan di Bali dan Jawa, terutama untuk menentukan "hari baik" dan "hari buruk" serta terkait dengan weton.

Ide dasar perhitungan menurut wuku adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara (pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu. Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari.

Siklus Pancawara atau siklus lima hari terdiri dari :
  1. Kliwon (Kasih)
  2. Legi (Manis)
  3. Pahing (Jenar)
  4. Pon (Palguna)
  5. Wage (Cemengan)

Siklus Pancawara ini dahulu digunakan oleh pedagang untuk membuka pasar sesuai pasaran harinya. Bahkan pasar-pasar tersebut namanya masih melekat hingga kini.

Saptawara atau Padinan, terdiri dari :

  1. Ngahad (Dite)
  2. Senen (Soma)
  3. Selasa (Anggara)
  4. Rebo (Buda)
  5. Kemis (Respati)
  6. Jemuwah (Sukra)
  7. Setu (Tumpak)

Siklus tujuh hari ini masih sewaktu dengan kalender Gregorian atau Masehi. Siklus Saptawara dan Pancarawa ini nanti berguna saat kita akan menghitung Neptu.

Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti, misalkan hari Sabtu Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.

Daftar 30 Wuku

Tercatat ada tiga puluh wuku dalam budaya Jawa. Di bawah ini kami tuliskan nama-nama wuku era Jawa Kuno, sedangkan yang berada di dalam kurung adalah penyebutan dalam bahasa Jawa Baru :

  • 1. Sinta (Sinta)
  • 2. Landĕp (Landĕp)
  • 3. Wukir (Wukir)
  • 4. Kurantil (Kurantil)
  • 5. Tolu (Tolu)
  • 6. Gumbrĕg (Gumbrĕg)
  • 7. Wariganing Wariga (Warigalit)
  • 8. Warigadyan (Warigagung)
  • 9. Julungwangi (Julungwangi)
  • 10. Sungsang (Sungsang)
  • 11. Dungulan (Galungan)
  • 12. Kuningan (Kuningan)
  • 13. Langkir (Langkir)
  • 14. Maḍasiha (Maṇḍasiya)
  • 15. Julungpujut (Julungpujut)
  • 16. Pahang (Pahang)
  • 17. Kuruwĕlut (Kuruwĕlut)
  • 18. Marakih (Marakeh)
  • 19. Tambir (Tambir)
  • 20. Maḍangkungan (Mĕḍangkungan)
  • 21. Mahatal (Maktal)
  • 22. Wuyai (Wuye)
  • 23. Manahil (Manahil)
  • 24. Prangbakat (Prangbakat)
  • 25. Bala (Bala)
  • 26. Wugu (Wugu)
  • 27. Wayang (Wayang)
  • 28. Kulawu (Kulawu)
  • 29. Ḍukut (Ḍukut)
  • 30. Watugunung (Watugunung)

Penamaan wuku tersebut disertai suatu mitos. Keseluruhan wuku yang sejumlah 2,5 lusin tersebut dinamai dari para anggota keluarga kerajaan dari negeri antah berantah bernama Gilingwesi. Sinta selaku wuku nomor 1 adalah merujuk nama permaisuri kerajaan tadi.

Watugunung selaku wuku nomor 30 alias terakhir adalah sang raja kerajaan Gilingwesi. Untuk 28 wuku selebihnya, mulai dari Landep selaku wuku nomor 2 hingga Dukut selaku wuku nomor 29, semuanya merupakan 28 putra-putri pasangan suami-istri Raja Watugunung-Permaisuri Sinta.

Menariknya mitos tentang Raja Watugunung dan Permaisuri Sinta ini punya kemiripan dengan satu legenda lain Nusantara, juga dengan satu cerita mitologi Yunani Kuno.

Mitos Watugunung-Sinta dari Jawa dan Bali memiliki kemiripan dalam hal hubungan dua tokoh utamanya dengan Legenda Tangkuban Parahu di Tanah Sunda. Ini karena Watugunung dan Sinta adalah pasangan suami istri yang menikah sampai beranak 28 tanpa menyadari bahwa keduanya sebenarnya anak dan ibu yang telah terpisah lama. Itu artinya memang punya kemiripan dengan Legenda Tangkuban Perahu yang mengisahkan Sangkuriang yang jatuh cinta dan hendak memeristri Dayang Sumbi, ibu kandungnya sendiri setelah saling terpisah bertahun-tahun lamanya.

Kemiripan lebih besar dimiliki mitos Watugunung dan Sinta dari Jawa serta Bali dengan mitos sekaligus cerita tragedi dari zaman Yunani Kuno, yakni Oedipus Rex atau Raja Oedipus. Ini karena sebagaimana terjadi terhadap Watugunung dan Sinta, Oedipus pun diceritakan menikahi ibunya, Jocasta, juga mendapatkan sejumlah anak dari perkawinannya dengan ibunya itu.

Terima kasih

Aplikasi Wuku Jawa Online
Posting Komentar

Posting Komentar